Kilas Balik Sejarah PMII Lumajang serta Kejayaan Komisariat 527


Kilas Balik PMII Lumajang serta Kejayaan Komisariat 527*
Oleh : Q O S I M **

Temu Alumni dan Rapat Tahunan Komisariat VII
PK PMII STKIP PGRI Lumajang

17 April lima puluh dua tahun silam, tepatnya di Taman Pendidikan Putri Khadijah, Surabaya, lahirlah sebuah organisasi kemahasiswaan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).  

Lahirnya PMII pada waktu itu merupakan sebuah jawaban dari gusarnya para mahasiswa NU menemukan jati dirinya untuk mengembangkan intelektual ke NU-annya. Karena pada kala itu kondisi sosial politik yang menyebabkan banyak organisasi yang nongol  dengan payung organisasi keibuannya. Semisal HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang dekat Masyumi, SEMI dengan PSII, KMI dengan PERTI, IMM dengan Muhammadiyah dan Himmah yang bernaung dibawah Al-Washliyah. 

Sedangkan Mahasiswa NU yang mayoritas berada dalam HMI, merasa tidak nyaman dengan kondisi ideologi yang berbeda. Wajar jika  Mahasiswa NU ingin mendirikan sebuah organisasi di bawah kibaran panji Bintang Sembilan. Dan itu terwujud melalui beberapa proses, dari terbentuknya IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) yang di prakarsai oleh mahasiswa NU, yang kemudian tidak mendapat restu dari PBNU karena IPNU baru lahir, hingga pada akhirnya bermetamorfosis menjadi PMII yang hari ini kita kenal. Proses pendewasaan pun di jalani, dari dependen, independen hingga interindependen.


Lahirnya PMII yang berhaluan ahlus sunnah wal jamaah ini tak henti di sini saja, melainkan menyebar ke daerah-daerah di Indonesia. Tentunya berawal dari kampus-kampus yang berideologi NU, hingga akhirnya kampus umumpun terjamah dan menjadi lahan proses bagi para mahasiswa yang dalam dirinya ada keinginan berorganisasi. Tak luput, di Lumajang pun demikian.

Berdirinya PMII Lumajang


Berdirinya PMII di manapun termasuk di Lumajang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan kampus. Karena dari kampuslah kader-kader PMII itu bersemi. Lahirnya PMII di Lumajang bermula dari berdirinya Fakultas Hukum (Jajasan Pembina Universitas Negeri Tawang Alun Jember) Cabang Jember pada tahun 1964 yang letaknya berada di Kamar Bola (sekarang Gedung Sudjono). 

Dari adanya Fakultas Hukum tersebut, kemudian muncullah 12 mahasiswa NU yang merupakan sebuah cikal bakal, tunas PMII Lumajang, juga merekalah yang kemudian  menjadi Deklarator PMII Lumajang serta  pengurus PMII Lumajang perdana. Ini terjadi pada tahun 1965 dengan H. Abdul Atiek Zubat (1965-1966) sebagai ketua Umumnya.

Tak lama  berselang, kemudian berdirilah kampus IKIP Cabang Surabaya yang dulu tempatnya berada di SMA Negeri 1 Lumajang, kemudian disusul berdirinya Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Cabang Lumajang(awalnya tarbiyah). 

Dengan bertambahnya kuantitas kampus, tentu sebuah harapan besar bagi eskalasi kader PMII. Akan tetapi, malah stagnant. Hal ini di karenakan ketua umum (sahabat Abdul Atiek Zubat) pada waktu itu sudah tidak aktif lagi di kampus dan telah menikah. Sehingga tugas dan amanahnya sebagai lokomotif PMII Lumajang menjadi terbengkalai.

Kemudian  ketua cabang selanjutnya di jabat oleh Yusuf Ghozin (1967-1970). Pada zaman beliau mayoritas anggota PMII sudah banyak yang berprofesi dan berkeluarga. Akan tetapi profesi tidak menjadi kendala untuk melakukan kaderisasi dan keberlangsungan PMII.


Pada tahun 1971 menteri Agama RI di jabat oleh Prof. Dr. Mukti Ali. Beliau  menerapkan kebijakan bahwa IAIN tidak boleh membuka cabang di luar kota. Sehingga cabang-cabang banyak yang di tutup termasuk IAIN cabang Lumajang. Pada tahun 1975, mahasiswa Lumajang yang ingin kuliah harus kuliah di kampus Pusat. Kondisi seperti ini menyebabkan minimnya mahasiswa Lumajang serta berdampak sistemik bagi keadaan PMII Lumajang, yang akhirnya vakum.

Pada tahun 1987-an, semangat untuk melanjutkan PMII yang mati suri digagas kembali oleh sahabat Mukhlis Ghozali, bersama dengan beberapa mahasiswa NU lainnya yang penuh dengan semangat beliau adalah mahasiswa STKIP PGRI Lumajang.

Akan tetapi seiiring dengan berjalannya waktu, sang ketua umum sudah hampir selesai kuliah serta kebanyakan pengurusnya yang berprofesi menjadi guru, juga pengurus NU, akhirnya PMII Lumajang kembali tinggal nama.

Tidak berhenti di situ, semangat para mahasiswa NU untuk menggaungkan PMII muncul lagi pada tahun1994. Di buktikan dengan adanya konfercab PMII dengan munculnya tiga kandidat, yaitu, Sukrilah (politisi PKB), Jauhari (Wakil DRPD Lumajang) dan Mashuri. 

Di konfercab tersebut sahabat Mashuri yang terpilih menjadi ketua umum (1994- 1997). Kemudian cabang di lanjutkan oleh Didik Hary (1997-1998), Yazid (1998-1999), Solihin (2000-2002), Pudoli Sandra (2002-2003), Hisbullah Huda (2003-2004), Abdul Muiz (2004-2005), Sukan (2005-2007), Khoirul Anam (2007-2009), Agus Sholeh (2009-2011), Ahmad Rofiq (2011-2012).

Komisariat STKIP PGRI Lumajang


STKIP PGRI Lumajang menurut beberapa literatur adalah kampus yang paling awal ada PMII-nya.  Itu terjadi pada tahun 1987 yang di pelopori oleh  Muhklis Ghozali seperti yang telah disebutkan di atas. Akan tetapi, masih belum terbentuk komisariat. Hal ini  di keranakan minimnya anggota PMII serta banyaknya mahasiswa yang bukan mahasiswa murni (sudah berprofesi) dan telah berkeluarga.

Baru kemudian pada tahun 1997 PMII STKIP PGRI Lumajang mulai hidup. Menurut penuturan Sahabat Bambang Edi Purwanto S. Pd, bahwa Komisariat PMII STKIP PGRI Lumajang resmi menjadi komisariat pada tanggal 9 Februari 1997. 

Setelah itu di bentuk kepengurusan baru dengan ketua komisariat pertama adalah sahabat Bambang Edi Purwanto S. Pd. Beliau menjabat pada tahun 1998 hingga 2001. Lamanya beliau menjabat selama tiga tahun bukan karena alasan politik mengulur-ngulur waktu, akan tetapi karena faktor klasik, minimnya kader.

Ketua komisariat yang kedua, adalah sahabat Imron. Beliau menjabat pada tahun 2003 hingga 2004. Kemudian dilajutkan oleh Sahabati  Wiwik Shofa Laila, ketua komisariat pertama sepanjang sejarah hingga saat ini. Beliau menjabat pada tahun 2004 hingga tahun 2005. Tongkat estafet kepemimpinan kemudian dilanjutkan oleh Sahabat Soleh Nafis (2005-2007). Karena beliau menikah, akhirnya urusan organisasi bintang sembilan ini terbengkalai.

Pada tahun 2008, Sahabat Khobir Ali mempunyai inisiatif untuk menghidupkan kembali PMII STKIP PGRI yang mati suri. Mahasiswa jurusan Matematika ini dengan sabar merayu mahasiswa agar ikut Mapaba. Usahanya berbuah manis, sehingga pada akhir tahun 2008 terbentuklah sebuah kepengurusan baru. Beliaulah yang menjadi ketua Komisariat kelima (2008-2010). 

RTK-nya hanya diikuti oleh 7 anggota komisariat di Mushola KB(sebelah kampus). Dalam perjuangannnya selalu saja ada konflik dengan Organisasi Intra kampus (BEM), sehigga membuat tidak bisa berjalan dengan baik jika mengadakan kegiatan di kampus. 

Dengan koordinasi internal yang bagus, akhirnya dengan tujuan untuk memperbesar komisariat dengan memperbanyak kuantitas kader, maka PMII  dengan tegas mengikuti ajang kontestasi politik kampus, yakni Pemilihan Presiden Mahasiswa. 

Kandidat yang dicalonkan adalah Dana Arif Lukmana sebagai Capresma dan Qosim (saya sendiri) sebagai cawapresma. Dan alhamdullilah, akhirnya PMII memenangkan ajang kontestasi tersebut. Sehingga, sampai sekarang BEM dan Komisarit mampu berjalan harmonis.

Ketua komisariat keenam kemudian di amanahkan kepada Sahabat Imam Sugiono, pelaksanaan RTKnya berada di gedung PKB Lumajang (jalan Suwandak), beliau menjabat dari tahun 2010 hingga 2011. 

Karena PMII sudah menjamah sebagian besar organ intra kampus akhirnya pada zaman kepengurusan beliau, pelaksanaan Mapaba yang sebagai pintu (rekruitment) masuk PMII mencetak rekor sejarah Lumajang, karena pesertanya yang mampu lebih dari 90 orang (hasil kerja komisariat tanpa instruksi pihak lain, instruksi lembaga misalnya).

Ketua Komisariat yang ketujuh adalah Sahabat Achmad Musthofa Jamil (2011-2012). Beliau terpilih sebagai ketua komisariat pada RTK yang diadakan  di Gedung Muslimat NU (timur Alun-alun). 

Selain jumlah anggota PMII yang semakin banyak pada kepengurusan beliau, juga dengan kondisi internal yang solid, komisatriat mampu mempunyai bascame pertama kalinya sepanjang sejarah yang berada di jalan A. Yani, depan batalyon 527. 

Tidak cukup itu, di bidang Kaderisasi juga  mampu menelorkan sejarah. Yakni komisariat mampu mengadakan PKD (Pelatihan Kader Dasar) pertama di Lumajang (PKD hari ini) di tengah kondisi Cabang PMII yang tak jelas bentuknya. Selamat!!.

Harapan saya, dengan semakin banyaknya kader-kader PMII output dari PKD ini semoga kondisi komisariat 527 semakin tahun semakin jaya, serta bisa menjadi tauladan bagi komisariat lainnya di tataran Lumajang.

Salam Pergerakan....!!!
Tangan Terkepal dan Maju Kemuka!

Referensi

Ilham, Nur dan Zainuddin. 2012. Mengenal Pelaku Sejarah PMII Periode 1960-2013. Lumajang : tidak di terbitkan


Edi, Bambang Purwanto, wawacara, Lumajang. 4 Mei 2012

Imron, wawancara, Lumajang. 4 Mei 2012

Nafis, wawacara, Lumajang. 4 Mei 2012
*) Disampaikan pada PKD 1 Komisariat PMII STKIP PGRI Lumajang, tanggal 4 Mei 2012
**) Presiden Mahasiswa STKIP PGRI Lumajang 2011-2012

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kilas Balik Sejarah PMII Lumajang serta Kejayaan Komisariat 527"

Posting Komentar